Kamis, Juli 24, 2008

Akhirnya JAVAWeb juga...

Mau tak mau sesuai dgn KAK akhirnya kita dapat juga, tentu saja karena kudu menggunakan aplikasi yang OpenSouce semua. Baik OS dan Aplikasinya, intinya sih ke aplikasi berbasis web dan kudu menggunakan teknologi JAVA gitu...

Ya, Belajar JAVA deh akhirnya. Darimana mulainya? Disepakati akhirnya pakai NetBean versi 5.1 saja. Kenapa tak menggunakan EsClips atau JDeveloper? Karena teman-teman pada bisanya menggunakan NetBean saja :)

Do'akan yah, supaya team kami sukses dlm mengerjakan proyek ini...:)

Rabu, Juli 23, 2008

Semangat Berlomba


Bulan agustus jadi inget perlombaan. Kalo menang lumayan bisa nampang di panggung agustusan...cuit-cuit :)

Tau tidak? Kita semua itu dulu pernah jadi pemenang! Percaya?

Selasa, Juli 22, 2008

eBook

Buat yang ingin mendapatkan ebook gratis bisa didownload disini :
1. pdfchm
2. flazx


Sedangkan buat ebook yang tak gratis, alias harus bayar, sobat dapat membelinya di :
1. amazone.com
2. bookbooters.com
3. powells.com


Silahkan mendownload dan atau membeli, selamat membaca :)

Senin, Juli 21, 2008

Katanya Open Source

Hidup dikepulauan Jawa, seharusnya bisa JAVA.
Sebelumnya kurang begitu terarik dgn JAVA, dikarenakan katanya sulitnya mengcoding dgnnya.Tapi apa daya, akhirnya ada dapat proyek pake JAVA akhirnya mau tak mau kudu bisa juga mengedevelop pake JAVA. Bingung? Pasti..Mula2 pilih aplikasi JAVA, Mau J2ME, J2SE,J2EE,etc...lumayan pusing. Akhirnya J2EE/J2SE buat aplikasi berbasis web.

Terus, ini belum selesai. Karena kita kudu juga pake OS Free...Linux solusinya.
Selesai? belum. Bingung pilih2 Distro Linux...Akhirnya Ubuntu dan OpenSUSE jadi pilihan...wah.

Berani Ngeblog



Dalam sejarah sering kita baca dan dengar bahwa bayak dari raja2, pahlawan2, prajurit dan rakyat biasa yg berani terjun langsung ikut dalam bertempur tuk mengusir penjajah dari negrinya.

Walaupun kini penjajahan dlm bentuk fisik tak begitu tampak, namun contoh semanagt juang mereka harus kita contoh dlm segala hal, terutama yg sesuai dgn bidang kita masing2 yg sdg kita geluti sekarang...berbisnis, berseni, menuntut ilmu, bekerja, bersastra, dan berekspresi lainnya termasuk dlm hal ini adalah berblog juga adalah salah satu dari itu.

Yang muda, yang fresh!

Generasi muda, kaya kita2 ini kayaknya kudu mengisi hidup dgn hal positif. Ceileee :D
Caranya byk sekali, salah satunya ya ngeblog seperti ini.

Ajak semua tuk Ngeblog

Kini, saatny kita berani tuk unjuk gigi buat ngeblog. Mau kapan lagi kalau bukan sekarang. Aji mumpung malaikut maut belum ngecomment kita...hiii...


Jumat, Juli 04, 2008

Miracle of Love

Pada hari rabu bulan juni tahun 2008 , bertempat di Universitas Nasional PASIM Bandung.Lembaga pendidikan ini menggelar acara motivasi. Sungguh momen yang mengesankan, pada edisi perdana ini pasim dapat menghadirkan Ibu Dian Syarief dengan tanpa bisa dihadiri suaminya, Eko Pratomo. Eko Pratomo adalah penulis buku "Miracle of Love", yang berisi kisah hidup Dian Syarif sebagai ODAPUS (Orang dengan Lupus).

Kisahnya, Selama 9 tahun ini (Sejak 1999) Dian harus hidup tidak seperti orang normal. Tubuhnya lemah dan sering terkena penyakit karena terapi yang dilakukan untuk menghambat Lupus. Sampai akhirnya ia harus kehilangan penglihatannya. Karena Lupus, saat ini ia mengalami Low Vision (Lo Vi) dengan penglihatan yang tersisa 5% saja.

Sangat banyak dampak dari Lo Vi. Dian mengaku menjadi terhambat untuk melakukan aktivitas. Padahal ia sangat menyukai travelling dan membaca. "Padahal waktu dulu saya bisa membaca dengan sangat cepat", ujar Dian. Namun menurutnya hal yang paling membuatnya minder adalah Lo Vi membuatnya menjadi tidak mandiri.

Pada awalnya Dian merasa depresi dengan penyakitnya itu. Memang sulit menerima kenyataan bahwa kita telah kehilangan salah satu nikmat-Nya, misalnya penglihatan. Dan ternyata itu bukan satu-satunya cobaan yang harus dialami Dian. Pada tahun 2004 rahim Dian diangkat karena terus-terusan mengalami pendarahan. Akhirnya Dian tidak dapat memiliki keturunan.
Dian meyakini bahwa ujian ini diberikan Allah untuk "naik kelas". Dan ujian yang diberikan oleh Allah pasti disesuaikan dengan kemampuannya. "Saat ini saya selalu berpikir bahwa saya masih beruntung. Banyak orang yang menderita sakit dan tak mampu. Saya selalu menyempatkan diri untuk berkunjung ke Rumah Sakit untuk berempati dengan orang lain, dan itu membuat saya bersyukur", ujar Dian.

Pengalamannya dengan penyakit Lupus akhirnya menginspirasi Dian dan Eko untuk membangun Yayasan untuk ODAPUS. Yayasan itu dinamakan Syamsi Dhuha yang bertujuan membesarkan hati ODAPUS dan keluarganya dengan berbagai kegiatan, memberikan informasi mengenai Lupus dan Lo VI, serta mengumpulkan dan menyalurkan zakat untuk para ODAPUS yang kurang mampu.

Dian Syarief telah membuktikan bahwa kekurangan yang diberikan dalam tubuh kita tak menghambat kita untuk berguna bagi orang lain. Hal itu membuat malu orang yang masih diberi nikmat yang lengkap namun tak mensyukurinya.